Sahabat Mombine, masih dalam series Sosok Perempuan Inspiratif di Sulawesi Tengah, Sikola Mombine ingin merangkum beberapa profil puan yang banyak menginspirasi. Puan-puan ini pun berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda. Mereka hebat dan menginspirasi dalam bidangnya masing-masing. Berikut sederet perempuan hebat inspiratif dari Panau Sulawesi Tengah yang layak menjadi inspirasi masa kini.
Ibu Fadilah
Ibu Fadilah 44 tahun, seorang ibu dengan 3 orang anak dan suami yang bekerja sebagai nelayan. Ibu Fadilah dan keluarganya tinggal di Hunian sementara (huntara) Pacuan kuda Kelurahan Panau, Kecamatan Taweli. Tidak jauh berbeda dengan ibu rumah tangga lainnya keseharian ibu Fadilah lebih banyak melakukan aktifitas mengurus rumah, suami dan anak-anak. Selain sebagai ibu rumah tangga ibu Fadilah juga aktif sebagai perempuan penggerak di Huntara Pacuan Kuda yang mengorganisir perempuan-perempuan yang ada di Huntara Pacuan Kuda dalam pemulihan ekonomi keluarga. Pasca Tsunami 2018, selama 6 bulan Ibu Fadilah tinggal di tenda. Tenda tersebut sebenarnya sangat mudah rusak, sehingga Ibu Fadilah dan Suami selalu memperbaiki berulang kali. Berutungnya kondisi kaki Ibu Fadilah mulai membaik walaupun masih terasa sakit. Kemudian Ibu Fadilah Mendengar adanya bantuan dari Yayasan Sikola Mombine. Dia mengingat sebelumnya bahwa dirinya pernah tergabung dengan kumpulan Ibu-ibu daster biru, sehingga berupaya ingin bergabung kembali. Ibu Fadilah di percayakan menjadi anggota dapur Nutrisi SIkola Mombine.
ibu Fadilah membantu penghasilan suaminya mencukupi kebutuhan keluarga dengan memanfaatkan keahliannya dalam membuat cemilan berupa aneka stik yang kemudian dijual. Tetapi produksi yang dilakukan hanya dalam skala kecil. Ibu Fadilah menjadi salah satu penerima manfaat dalam program Bantu Hidup Yayasan Sikola Mombine dan Save The Children dan mendapatkan bantuan sebesar Rp.5.100.000,- untuk jenis usaha cemilan. Ia memanfaatkan bantuan tersebut untuk membeli alat-alat produksi dan menambah bahan baku. Dalam beberapa waktu ibu Fadilah sangat merasakan manfaat bantuan tersebut dalam usahanya, dengan alat yang sudah memadai ibu Fadila dapat meningkatkan produksinya hingga tiga kali dalam seminggu dengan jumlah yang bertambah hingga 20kg tiap kali produksi dari yang sebelumnya ibu Fadila hanya bisa melakukan produksi 3kg saja.
Sampai saat ini Ibu Fadilah begitu bersyukur karena sudah bergabung di kelompok Ibu-Ibu yayasan Sikola Mombine. Ibu Fadilah merasakan dampak positif untuk dirinya, antara lain banyak kegiatan yang diberikan dari dapur nutrsi, balai belajar, pengelolah sampah di lokasi huntara dan juga yang paling Ibu Fadilah syukuri adalah adanya kelompok ekonomi dari SIkola Mombine yang bisa membantu Ibu Fadilah dalam mencari penghasilan tambahan untuk keluarga. Harapannya Ibu Fadilah ingin terus belajar mendapatkan kesempatan menjadi perempuan yang hebat.
Ibu Lespa Selfia
Ibu Lespa Selfia yang sering dipanggil ibu Selfi adalah seorang Ibu rumah tangga yang lahir di Ngawi, akan tetapi sudah cukup lama tinggal di Kecamatann Tawaeli, Kota Palu Sulawesi Tengah. Profesi Ibu Selfi adalah seorang ibu rumah tangga dan memiliki Suami bernama Misrum Bahawea yang berprofesi sebagai nelayan.
Saat bermukim di tenda pasca bencana, Ibu Selfi mendengar tentang Yayasan Sikola Mombine yang memberi bantuan dapur Nutrisi. Ibu Selfi mendaftar untuk mendapatkan bantuan tersebut. Ibu Selfi bertemu dengan Ibu Fadilah untuk menjadi anggota dapur nutrisi. Ibu Selfi merasa senang dengan adanya kegiatan bantuan, karena menurutnya, dengan adanya kegiatan baru bisa melupakan kejadian bencana yang sudah terjadi. Kegiatan Sikola Mombine pun bertambah di awal tahun 2019 ibu Selfi juga mengikuti kelas belajar dan kelompok ekonomi. Menurutnya, dengan adanya bantuan dari Yayasan Sikola Mombine, kelompok ekonomi bisa menambah penghasilan keluarga.
Ibu Fitri Wulandari
Fitri Wulandari yang sering dipanggil dengan Fitri adalah seorang Ibu rumah tangga berumur 34 tahun. Lahir di Samarinda dan menetap tinggal mengikuti suaminya di Tawaeli Kota Palu Sulawesi Tengah. Nama suaminya adalah Daul Akbar berumur 29 tahun yang berprofesi sebagai Buruh. Ibu Fitri mempunya 3 orang anak yaitu; Delisha, Muhammad dan Azril. Saat ini Ibu Fitri tinggal di Huntara Vatupondolu.
Saat sudah tinggal di area pengungsian tenda korban bencana, Ibu Fitri selalu mencoba mengikuti semua kegiatan agar bisa mnedapatkan bantuan. Bantuan makanan dan air minum terpenuhi, Kemudian ia mendengar adanya bantuan Dapur Nutrisi dari Yayasan Sikola Mombine. Ia bersyukur karena bantuan tersebut diperuntukan untuk Ibu dan anak balita. Selanjutnya Ibu fitri ingin mengikuti Kegiatan lainnya dari Yayasan Sikola Mombine yaitu Balai Belajar. Ibu Fitri merasa kegiatan berkumpul bersama Ibu-Ibu sangat membantu melupakan masalah bencana yang sudah terjadi dan yang paling penting bisa mendapatkan pengetahuan baru. Harapannya Ibu fitri ingin terus mengikuti kelas belajar dan bisa menjadi perempuan yang hebat.
Ibu Sulfiatin
Sulfiatin adalah seorang ibu rumah tangga berumur 43 tahun yang lahir dan besar di Kecamatan Tawaeli, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Ibu lulusan SMK ini, memiliki suami yang bernama Tauhid berprofesi sebagai buruh harian lepas dan Nelayan. Ibu Sulfiatin dikaruniani 2 orang anak yang bernama Moh. Andi berumur 11 tahun dan Abizar berumur 5 tahun.
Setelah itu ibu Sufiatin mendengar berita dari kelurahan adanya bantuan tenda pasca bencana di bulan Oktober, Ibu Sulfiatin dan suami mendaftar dan akhirnya tinggal menetap ditenda. Kemudian mengetahui daster biru yang di kordinir oleh Yayasan Sikola Mombine membuka Dapur Nutrisi menambah semangat hidup Sulfiatin. Baginya bantuan makanan tersebut sangat menolong ia dan keluarganya. Ibu Sulfiatin kini semangat mengikuti kegiatan lain Sikola Mombine yaitu Balai Belajar dan Kelompok ekonomi.
Ibu Marlina
Ibu Marlina, yang sering dipanggil Ibu Lina adalah seorang Ibu Rumah Tangga, berumur 47 tahun yang lahir dan besar di Kecamatan Tawaeli, Kota Palu Sulawesi Tengah. Suaminya bernama Moh. Ali berumur 44 tahun berprofesi sebgai BHL (Buruh). Mereka dianugerahi 3 orang anak yaitu; Bayu, Jihan dan Moh. Aqsha. Ibu Marlina saat ini tinggal di Huntara Vatupondolu dan juga menjadi Kordinator Huntara.
Selama 2 bulan bertahan di tenda Kadongo Ibu Lina mendengar Yayasan Sikola Mombine memberikan bantuan makanan dan mengadakan Program Dapur Nutrisi balita dan lansia. Ibu Lina sudah mengetahui bahwa Ketua yayasan Sikola Mombine memang memberikan bantuan untuk warga. Ibu Lina pun yang dulunya adalah kader posyandu semakin ingin mengetahui dan mau bergabung dengan program bantuan Sikola Mombine. Pada akhirnya Ibu Lina memutuskan mengikuti kelas belajar dan juga kelompok ekonomi Sikola Mombine.