Pesta demokrasi lima tahunan Indonesia telah berlangsung pada 14 Februari 2024 kemarin. Berdasarkan hasil hitungan cepat pasangan 02 Prabowo-Gibran unggul suara dibanding calon lain dengan keterpilihan hingga 58% suara. Salah satu janji kampanye pasangan ini yang menuai pro-kontra jika terpilih ialah memberikan bantuan susu gratis kepada anak.
Terbaru sebagaimana dilansir Antara, Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko memastikan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 itu serius merealisasikan program makan siang dan susu gratis.
“Kami serius dan karena itu, program ini memerlukan perencanaan yang matang sejak jauh hari, dan kami sudah mulai bekerja untuk itu,” kata Budiman dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (17/2).
Pro kontra kandungan gizi susu pada anak
Sejak lama pemerintah Indonesia telah menerapkan kampanye minum susu dengan jargon 4 sehat 5 sempurna pada masa pemerintahan presiden Soeharto. Kampanye ini dipopulerkan oleh Bapak Gizi Indonesia, Prof. Poerwo Soedarmo, sekitar tahun 1952 sebagai prinsip utama dari pola makan sehat masyarakat Indonesia yang mengacu pada prinsip Basic Four Amerika Serikat yang mulai diperkenalkan pada era 1940an.
Makanan 4 sehat 5 sempurna ini meliputi menu makanan yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah-buahan, serta susu sebagai penyempurna menu tersebut. Akan tetapi prinsip ini tak lagi digunakan karena dinilai tak sesuai dengan perkembangan dan permasalahan gizi saat ini. Pemerintah kemudian mengganti prinsip makanan 4 sehat 5 sempurna ini dengan Pedoman Gizi Seimbang yang diyakini akan mampu mengatasi beban ganda masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi.
Perbedaan antara dua konsep ini ialah Jika dalam konsep 4 sehat 5 sempurna, susu menjadi konsumsi yang dikelompokkan tersendiri dan dianggap sebagai penyempurna. Sedangkan di dalam konsep PGS, susu termasuk kedalam kelompok lauk-pauk dan bukan makanan penyempurna dan dapat digantikan dengan jenis makanan lainnya yang sama nilai gizinya. Kandungan gizi dalam susu adalah protein dan beragam mineral (Kalsium, Fosfor, Zat Besi). Jika sudah cukup dan beragam konsumsi sumber protein seperti telur dan daging, daging dan ikan, tidak mengonsumsi susu juga tidak apa-apa.
Seiring perkembangan zaman terdapat beragam penelitian tentang kandungan gizi dan manfaat susu. Susu sapi terutama susu murni memang memiliki beragam manfaat diantaranya menjaga kesehatan tulang dan otot, menambah energi dan stamina, mengendalikan berat badan, mengurangi risiko penyakit tertentu. Akan tetapi susu juga memiliki dampak negatif bagi tubuh jika dikonsumsi belebihan. Dampak negatif tersebut diantaranya ialah menyebabkan kolestrol tinggi, gangguan fungsi ginjal dan alergi susu dan intoleransi laktosa.
Alergi susu terjadi akibat reaksi kekebalan tubuh terhatap protein pada susu sapi. Sementara itu, intoleransi laktosa adalah kondisi ketika saluran cerna tidak dapat mencerna atau mengolah gula laktosa pada susu sapi. Berdasarkan hasil penelitian 81% anak Indonesia mengalami intoleransi laktosa susu sapi.
WHO batasi konten promosikan susu formula
Pada 1981, WHO meluncurkan aturan yang mengatur industri susu formula setelah sebuah laporan pada tahun 1970-an menyoroti masalah malnutrisi pada bayi yang diberi susu formula di negara-negara berkembang.
Susu formula untuk bayi di bawah enam bulan dan tembakau merupakan dua produk yang memiliki pedoman internasional untuk mencegah pemasaran kepada konsumen. Meskipun demikian, hanya 32 negara yang telah menerapkan sepenuhnya aturan ini ke dalam undang-undang. Terbaru, Dewan eksekutif WHO akan bertemu di Jenewa pada 22-27 Januari untuk membahas cara membatasi pemasaran digital.
Saat bayi menginjak usia enam bulan, WHO merekomendasikan agar mereka mulai menerima makanan padat, sedangkan pemberian ASI terus berlanjut hingga usia dua tahun. Namun, banyak ibu yang berhenti menyusui pada saat ini dan menjadi sasaran iklan atau pemasaran yang menyarankan agar mereka memberikan susu formula kepada bayinya.
Padahal pada bulan Oktober 2023, American Academy of Paediatrics (AAP) menerbitkan laporan klinis yang mengatakan tidak ada manfaat nutrisi dari susu balita yang ditargetkan untuk bayi di atas 12 bulan. Karena itu WHO juga merekomendasikan agar pemerintah memoderasi, memblokir, menyaring, atau segera menghapus pemasaran semacam itu.
Aturan pemberian susu formula pada anak dalam situasi darurat sangat ketat
Pemberian susu formula bayi pada situasi darurat dan bencana lainnya tidak boleh sembarangan karena terbatasnya sarana untuk menyiapkannya, seperti air bersih, alat masak, botol steril, dan lainnya ditempat pengungsian. UNICEF (Badan Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan bahaya pemberian susu formula di pengungsian yang disajikan tak sesuai prosedur dapat berdampak diare pada bayi.
Terdapat bukti laporan kasus di Bantul Yogyakarta, setelah mengalami gempa bumi 2006 menunjukkan kalau 25 persen anak di bawah usia 2 tahun terkena diare karena meminum susu formula. Karena itu, pemberian bantuan susu formula dan susu bubuk pada anak perlu mendapat persetujuan dari Dinas Kesehatan Provinsi atau kabupaten, atau kota setempat.
Terdapat delapan butir kebijakan pemberian susu formula pada anak sebagaimana yang tercantum dalam website Kemenkes yaitu :
- Petugas di lapangan harus melindungi, mempromosikan dan mendukung ibu agar tetap menyusui.
- Semua donasi yang berupa pengganti ASl, botol, dan dot harus ditempatkan di bawah pengawasan dan pemantauan Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota setempat.
- Pemberian susu formula harus dengan pengawasan petugas kesehatan dengan penjelasan cara penyiapan dan pemberian yang baik dan benar.
- Pemberian susu formula harus disertai air minum dalam kemasan (AMDK) karena tidak tersedia air bersih dan bahan bakar untuk memasak.
- Pemberian susu formula menggunakan cangkir atau gelas karena mudah dibersihkan. Botol dan dot tidak dianiurkan karena sulit dibersihkan dan mudah terkontaminasi.
- Pemberian susu formula pada bayi dan anak dibawah 24 bulan bersifat sementara sampai ibu bisa menyusui kembali kecuali bayi piatu, bayi yang sejak lahir tidak diberi ASI dan ibu sakit berat.
- Susu formula dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan makanan padat gizi seperti kue basah atau puding terutama diberikan kepada balita,ibu hamil dan lansia.
- Bantuan susu formula sekurang-kurangnya mempunyai masa kadaluwarsa 1tahun lagi, terhitung sejak tanggal didistribusikan.
Referensi bacaan:
- https://www.alodokter.com/inilah-efek-susu-murni-terhadap-tubuh-anda
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26715082/
- https://www.bbc.com/indonesia/articles/cgr3rp816pno
- https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/101615-kebijakan-kemenkes-dalam-memberi-bantuan-susu-formula-kepada-korban-gempa-donggala
[end]
Penulis: Satrio Amrullah | Editor: Satrio Amrullah