Studi kelayakan ini melibatkan 143 responden laki-laki, perempuan, dan penyandang disabilitas di berbagai desa dan kecamatan di Kabupaten Sigi.
Keterlibatan berbagai pihak terkait, seperti Organisasi Pemerintah Daerah (OPD), organisasi non pemerintah, pengurus koperasi, dan pengurus BUMDes, juga menjadi bagian penting dari studi ini.
Sikola Mombine bermitra bersama Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) Indonesia and the Philippines dan bekerjasama dengan Kemendagri, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Pemerintah Kabupaten Sigi yang didukung oleh Federal Ministry for Economic Co-operation and Development, Republic of Germany (BMZ) /Kementerian Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Repubik Federal Jerman (BMZ).
Bupati Sigi yang diwakili Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Sigi, Sutopo Sapto Condro dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkomitmen dalam misi kemanusiaan di Kabupaten Sigi khususnya Yayasan Sikola Mombine.
Dia menekankan pentingnya upaya pemulihan ekonomi, terutama bagi kelompok yang paling rentan, seperti perempuan dan penyandang disabilitas.
Dia juga berharap bahwa kegiatan ini dapat memperkuat komunikasi antar pemangku kepentingan, guna meningkatkan pengetahuan dan pemahaman akan inovasi yang dapat digunakan dalam upaya pemulihan mata pencaharian masyarakat Sigi.
Taufik Hidayat, Manajer Program Pakagasi yang mewakili Yayasan Sikola Mombine, menjelaskan bahwa program Pakagasi didesain untuk menjadi program penghidupan yang inklusif dan responsif terhadap risiko yang dihadapi oleh penyandang disabilitas dan perempuan.
Dia juga menyoroti perlunya intervensi terarah, seperti pelatihan, pendampingan dan akses sumber daya untuk mendorong pemberdayaan perempuan dan penyandang disabilitas serta terus membangun kolaborasi bersama semua pihak untuk mewujudkan Kabupaten Sigi yang lebih inklusi.
Sumber: Tolis News