International Labour Organization (ILO) menyelenggarakan Lokakarya Regional tentang Sosial dan Solidaritas Ekonomi pada tanggal 18-19 Juni 2024 untuk memperkuat tujuan pembangunan yang berkelanjutan di Asia. Kegiatan tersebut diadakan di Hotel Sukosol, Bangkok, Thailand. Acara ini mengundang 100 peserta dari berbagai negara, antara lain Indonesia, Thailand, Kamboja, Malaysia, Vietnam, Filipina, Mongolia, Jepang, Korea, India, dan perwakilan ILO di Geneva.

Kegiatan ini mengundang Pemerintah Kota Palu, DPRD Kota Palu, dan Sikola Mombine untuk menjadi pembicara dalam sesi panel dan diskusi meja bundar yang membicarakan praktik baik Kota Palu dalam melaksanakan Sosial Solidaritas Ekonomi, khususnya pasca bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi yang melanda Kota Palu pada 28 September 2018, serta dukungan kebijakan yang memperkuat pembangunan ekonomi yang inklusif di Kota Palu.

Istilah Sosial Solidaritas Ekonomi dalam konteks lokal Kota Palu tercermin dalam semboyan Nosarara Nosabatutu yang berarti “kita adalah saudara, kita adalah keluarga”. Sebagaimana nilai Gotong Royong (bekerja bersama-sama) yang berkaitan dengan prinsip solidaritas dan kerjasama. Istilah ini berasal dari praktik masyarakat agraris di mana anggota komunitas secara sukarela saling membantu dalam menanam, panen, merenovasi rumah, dan infrastruktur publik. Sistem gotong royong mengakui kepemilikan pribadi dalam konteks norma yang mengatur kehidupan komunitas. Istilah ini terwujud dalam bentuk semangat sukarela, kehidupan kolektif, dan aksi bersama.

Belajar dari pengalaman Kota Palu, forum ini merefleksikan istilah Sosial Solidaritas Ekonomi dalam konteks lokal negara lain, misalnya di Kamboja, ketika ada yang meninggal dunia, semua orang urunan untuk membantu keluarga yang berduka. Lebih jauh, pelokalan nilai SSE melalui semboyan Nosarara Nosabatutu menguatkan hubungan sosial masyarakat yang melibatkan bantuan timbal balik, solidaritas, kerjasama, kesetaraan, dan aksi kolektif.

Sembilan orang dari Kota Palu yang hadir di acara ini terdiri dari unsur pemerintah, parlemen, dan organisasi masyarakat sipil, mendapatkan dukungan dari berbagai pihak untuk membiayai seluruh akomodasi dan transportasi guna menghadiri kegiatan tersebut. Adapun mitra-mitra yang menjadi sponsor mereka antara lain Sasakawa Peace Foundation (SPF), Arbeiter Samariter-Bund (ASB) Indonesia and the Philippines, dan Women Democracy Network (WDN).

[End]

Penulis: Fira Tiyasning Tri Utari | Editor: Satrio Amrullah

Tinggalkan Balasan