Palu, Senin, 21 Oktober 2024 – Direktur Eksekutif Yayasan Sikola Mombine, Nur Safitri Lasibani, menjadi salah satu dari tujuh panelis dalam debat calon Walikota dan Wakil Walikota Palu untuk Pemilihan Kepala Daerah (PILWAKOT) 2024 putaran pertama.
Debat ini diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palu dan berlangsung di Ballroom Best Western Coco Palu. Debat ini mempertemukan tiga pasangan calon yang bersaing dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Palu 2024; Dr. Hidayat, M.Si dan Andi Nur B. Lamakarate, H. Hadianto Rasyid, SE dan Imelda Liliana Muhidin, M.AP dan Muhammad J. Wartabone dan Dr. Rizal, M.Pd. Mereka beradu visi dan misi terkait tema yang diusung, yaitu “Menyejahterakan Masyarakat dan Memajukan Kota Palu.”
Pada debat ini, masing-masing pasangan calon memaparkan program unggulan mereka untuk membawa Kota Palu menjadi lebih maju dan sejahtera. Visi mereka mencakup berbagai sektor, mulai dari ekonomi, infrastruktur, pendidikan, hingga pelayanan publik.
Nur, yang menjadi satu-satunya panelis perempuan muda dari kalangan profesional, diamanahkan peran penting sebagai sekretaris panelis dalam ajang demokrasi ini.
Sebagai panelis, Nur tidak hanya tampil mewakili kaum perempuan muda berprestasi, tetapi juga membawa suara penting terkait isu-isu krusial dalam perumusan kebijakan publik Kota Palu. Dalam perannya, ia memastikan debat tersebut mencakup topik-topik penting seperti kesetaraan gender, inklusi sosial, dan pembangunan berkelanjutan, menekankan pentingnya keberpihakan kepada kelompok rentan.
Nur Safitri menegaskan bahwa para calon walikota dan wakil walikota harus mampu merumuskan visi, misi, serta kebijakan yang menyentuh kepentingan perempuan, anak-anak, dan kelompok rentan lainnya.
“Kehadiran saya sebagai representasi dari masyarakat sipil harapannya dapat mewarnai substansi materi pertanyaan debat yang berfokus pada isu kesetaraan gender dan inklusi sosial. Saya juga mengapresiasi KPU Kota Palu yang telah melibatkan unsur masyarakat sipil sebagai tim panelis. Ini merupakan teborosan yang baik dan patut di adopsi di daerah lain.” Ujarnya.
Sikola Mombine, lembaga masyarakat sipil yang dipimpin oleh Nur, juga memainkan peran signifikan dalam PILWAKOT kali ini. Lembaga tersebut aktif mendorong reformasi dan kebijakan yang lebih inklusif, terutama yang menyentuh kepentingan perempuan. Dengan fokus pada partisipasi publik yang lebih luas, Sikola Mombine mendorong agenda yang adil dan inklusif, menjadi landasan bagi arah kebijakan Kota Palu di masa depan.
“Kami ingin memastikan bahwa suara perempuan dan kelompok rentan tidak hanya didengar, tetapi benar-benar diwujudkan dalam kebijakan yang konkret. Ini adalah momen penting untuk membawa perubahan positif bagi masa depan Palu,”
Tutup Nur Safitri Lasibani dengan penuh optimisme.
[End]
Penulis: Satrio Amrullah | Editor: Satrio Amrullah