
Palu, 2 Februari 2025 – Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kekerasan berbasis gender dan seksual, Direktur Eksekutif Yayasan Sikola Mombine, Nur Safitri Lasibani, menjadi narasumber dalam program Obrolan Sore Ceria di Pro 2 Radio Republik Indonesia (RRI) Palu. Dalam diskusi ini, ia menegaskan bahwa kekerasan berbasis gender masih menjadi permasalahan serius yang membutuhkan perhatian serta tindakan nyata dari seluruh elemen masyarakat.
Nur Safitri menyoroti pentingnya keterlibatan aktif masyarakat dalam melawan berbagai bentuk kekerasan berbasis gender dan seksual. Ia mengajak masyarakat untuk tidak tinggal diam dan berani bersuara jika menyaksikan atau mengalami tindakan kekerasan.
“Kita harus berani melaporkan jika melihat atau mengalami tindakan kekerasan seksual di sekitar kita. Tidak boleh ada toleransi terhadap kekerasan dalam bentuk apa pun,” tegasnya dalam siaran tersebut.
Ia juga menekankan bahwa banyak korban enggan melapor karena stigma sosial dan kurangnya dukungan. Oleh karena itu, penting bagi keluarga, komunitas, dan lingkungan sekitar untuk menciptakan ruang aman bagi korban agar mereka merasa didukung dan berani melangkah menuju keadilan.
Sikola Mombine terus berkomitmen dalam menghadirkan edukasi, advokasi, serta pendampingan hukum bagi korban kekerasan berbasis gender. Yayasan ini juga menginisiasi berbagai program yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan dan kelompok rentan agar mereka lebih mandiri dan mampu melindungi diri dari berbagai bentuk kekerasan.
Menurut Safitri, dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi masyarakat, dan media, sangat diperlukan dalam membangun kesadaran kolektif serta menciptakan kebijakan yang lebih berpihak kepada korban.
“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi semua orang. Dengan bekerja sama, kita bisa mencegah terjadinya kekerasan dan memastikan hak-hak korban terpenuhi,” tambahnya.
Melalui diskusi ini, diharapkan semakin banyak individu dan komunitas yang tergerak untuk melawan kekerasan berbasis gender dan seksual. Dengan edukasi yang berkelanjutan dan aksi nyata dari berbagai pihak, lingkungan yang lebih aman, adil, dan bebas dari kekerasan dapat tercipta.
Diskusi yang berlangsung di RRI Palu ini menjadi momentum penting untuk memperkuat solidaritas dalam melawan kekerasan berbasis gender, sekaligus menjadi langkah awal bagi perubahan yang lebih besar demi masa depan yang lebih baik bagi semua pihak.
[End]
Penulis: Satrio Amrullah | Editor: Satrio Amrullah