KBG atau Kekerasan Berbasis Gender adalah tindakan kekerasan yang berlandaskan pada asumsi gender dan atau seksual tertentu. Meningkatnya kasus KBG baik di ranah publik maupun privat membuat Yayasan Sikola Mombine menginisiasi kegiatan Diskusi Gender dan Pencegahan KBG bagi kelompok pemuda desa. Rentan mengalami KBG, diskusi bulanan kelompok pemuda di Desa Batusuya diharapkan dapat membangun kesadaran atas KBG dan aktif mencegah KBG sejak dini.
Diskusi kelompok pemuda terkait KBG ini dilaksanakan pada 8 september 2021 yang bertempat di sekretariat pondok baca Desa Batusuya dengan Reza Anugerah sebagai fasilitator. Kegiatan dihadiri oleh 14 pemuda yang terdiri dari 11 remaja perempuan dan 4 remaja laki-laki dari rentang usia 15 sampai 24 tahun. Kelas diskusi dimulai dengan review singkat materi seputar gender dan seks melalui informasi dari peserta. Reza juga menanyakan perlakuan apa saja yang peserta rasa menganggu kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Berdasarkan hasil review singkat dari peserta, beberapa peserta pernah mengalami kekerasan berbasis gender yang beragam secara bentuk dan kategori, baik pelecehan dan yang lainnya. Melihat hal ini, fasilitator memberikan peningkatan kapasitas peserta untuk mulai melakukan tindakan, baik berupa teguran secara langsung kepada pelaku, maupun laporan kejadian kepada pihak yang memiliki wewenang dan pengaruh terhadap penanganan kasus KBG di wilayahnya.
Selama diskusi berlangsung, Reza menjelaskan KBG dan pencegahannya lebih dalam. Dijelaskan bahwa jenis jenis kekerasan berbasis gender yang terjadi di kehidupan sehari hari dapat berupa kekerasan fisik, psikis, ekonomi dan sosial budaya, dimana kerap terjadi pada pemuda namun tidak disadari bahwa hal tersebut merupakan kekerasan. Fasilitator juga menambahkan penjelasan akan rentannya perempuan dan anak untuk mengalami KBG. Hal ini dicontohkan dalam kehidupan remaja di sekolah seperti kasus bullying serta pelecehan seksual yang dialami siswa baik oleh siswa lainnya, maupun pengajar yang bersangkutan.
Di akhir kegiatan diskusi, Reza menekankan tentang maraknya isu perkawinan anak yang berkaitan erat dengan kasus KBG. Pemicu utama adalah bertambahnya angka putus sekolah sehingga minim edukasi, kehamilan yang berisiko, hingga kesiapan mental pasangan suami istri yang dinilai belum siap. Hal-hal di atas juga merupakan faktor utama kemiskinan perempuan yang membuat banyak perempuan tidak berdaya karena minimnya kapasitas. Pada kegiatan kali ini, peserta aktif dan antusias dalam bertukar pendapat terkait kasus yang mereka alami dan temui di keseharian, Apriana mengatakan “seperti halnya tingkat angka putus sekolah yang tinggi di desanya, menjadi contoh bahwa mata rantai kekerasan terhadap perempuan akan terus berlanjut ketika perempuan tidak berpengetahuan.”
Kegiatan Diskusi Pemuda terkait KBG dan pencegahannya diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan jenis-jenis KBG, dapat melakukan pencegahan sedini mungkin, dan tahu kemana dan kepada siapa melaporkan KBG baik di ranah publik maupun personal. Lawan Kekerasan Berbasis Gender! Waspada dan Laporkan.