• Post author:
  • Post category:Blog
  • Post comments:0 Comments

Sulawesi Tengah menghadapi tantangan serius terkait tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sepanjang tahun 2023. Kekerasan seksual menjadi sorotan utama dalam laporan lembaga pengada layanan. Dari Januari hingga November 2023, terdapat 265 kasus kekerasan yang terjadi di kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi, dan Poso.

Menyikapi hal ini, Gerakan Perempuan Bersatu (GPB) Sulteng menginisiasi aksi bersama untuk mengkampanyekan Peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP). Momentum ini menjadi penting bagi Gerakan Perempuan Bersatu Sulawesi Tengah untuk menunjukkan kepedulian dan solidaritas terhadap korban kekerasan.

Aksi ini dilakukan melalui doa bersama di Taman Nasional Kota Palu pada Sabtu, 2 Desember 2023. Acara ini memberikan panggung bagi suara-suara perempuan untuk mengecam segala bentuk kekerasan yang menimpa mereka. Kegiatan ini terbuka untuk semua.

GPB Sulteng menegaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak harus mendapatkan penanganan serius dan komprehensif dari pemerintah, mulai dari penanganan kasus secara spesifik hingga pembuatan regulasi yang mengutamakan kepentingan korban.

“Kami mengajak masyarakat untuk bersatu dan menunjukkan dukungan terhadap perlindungan hak perempuan. Suara-suara yang terus menguat dari korban kekerasan harus didengar dan menjadi panggilan untuk tindakan nyata dalam mewujudkan masyarakat yang aman dan adil bagi semua,”

Orasi salah satu peserta aksi 16 HAKTP

Gerakan kolektif GPB ini merupakan gabungan dari lembaga dan individu di Kota Palu yang peduli terhadap isu kekerasan terhadap perempuan. Dalam aksi ini, ikut terlibat Libu Perempuan, KPKP-ST, YLBH APIK Sulteng, Solidaritas Perempuan Palu, Sikola Mombine, KPI Sulteng, KPPA ST, SKP-HAM Sulteng, dan Persatuan Perempuan Katolik Kota Palu.

[End]

Penulis: Satrio Amrullah | Editor: Satrio Amrullah

Tinggalkan Balasan