Sigi, 3 Desember 2024 – Kabupaten Sigi mencatat sejarah dengan menggelar Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) untuk pertama kalinya di Huntap Pombewe. Acara ini diselenggarakan oleh Yayasan Sikola Mombine (SM) dan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Sigi, dengan dukungan berbagai pihak, termasuk Arbeiter Samariter Bund South and South East Asia (ASB S-SEA), KEMENDAGRI, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Pemerintah Kabupaten Sigi, Federal Ministry for Economic Co-operation and Development, Republic of Germany (BMZ)/Kementerian Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Republik Federal Jerman (BMZ).
Kegiatan ini dihadiri sekitar 250 penyandang disabilitas dari berbagai desa di Kabupaten Sigi, serta dihadiri oleh perwakilan pemerintah, di antaranya Dinas Sosial, Dinas Kominfo, dan Dinas Keluarga Berencana. Wakil Bupati Sigi, Samuel, dalam sambutan pembukaannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara ini.
“Kegiatan ini penting diselenggarakan setiap tahunnya. Saya sangat mengapresiasi Yayasan Sikola Mombine dan PPDI telah menginisasi kegiatan ini. Saya berharap seluruh OPD di Kabupaten Sigi dapat terlibat aktif dalam memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas di Kabupaten Sigi,” ujarnya.
Peringatan ini mencakup berbagai kegiatan yang dirancang untuk memberdayakan penyandang disabilitas, antara lain: Penyerahan Alat Bantu bagi penyandang disabilitas untuk meningkatkan kemandirian. Layanan Fisioterapi yang membantu peserta dalam meningkatkan kesehatan fisik, dan Workshop bertema “Dengan tekad dan semangat yang kuat, kita membangun Kabupaten Sigi yang inklusif untuk membentuk jiwa mandiri”.
Workshop ini menghadirkan narasumber penting, termasuk Hasbullah dari Dinas Sosial Kabupaten Sigi, Azizah dari DPRD Kabupaten Sigi, dan Lili, penerima manfaat program PAKAGASI.
Hasbullah menekankan pentingnya data yang valid dalam DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) dan berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan Sikola Mombine dan PPDI.
“Dinsos memiliki berbagai program bagi teman-teman disabilitas, namun penting untuk diketahui bahwa setiap penerima bantuan dari Dinsos harus terhubung dengan DTKS. Kami telah berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan PPDI maupun Sikola Mombine demi mendukung penuh kebutuhan teman-teman disabilitas,” tegasnya.
Azizah, Wakil Ketua Komisi 1 DPRD Kabupaten Sigi, memaparkan pentingnya keterlibatan disabilitas dalam pengambilan keputusan di semua tingkat.
“Saat ini Kabupaten Sigi telah memiliki Perda Disabilitas, oleh karena itu penting bagi kita memastikan setiap penyandang disabilitas dapat mewarnai setiap pengambilan keputusan baik ditingkat desa, kecamatan maupun kabupaten. Hak-hak mereka harus terpenuhi. Melalui kegiatan ini kita harus pastikan tidak ada lagi disabilitas yang tidak memiliki identitas,” ujarnya.
Sementara itu, Lili, seorang penyandang disabilitas sekaligus peserta program PAKAGASI, berbagi kisah inspiratif tentang perjuangannya sebagai single parent yang mandiri secara ekonomi.
“Saya menghidupi kedua anak saya dengan usaha air minum dan gorengan. Saya ingin memotivasi teman-teman di sini untuk bangkit dan mandiri,” katanya.
Acara ini menjadi momentum penting bagi Kabupaten Sigi untuk menunjukkan komitmennya sebagai kabupaten inklusi.
Muhammad Taufik Hidayat, Program Manager Yayasan Sikola Mombine, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan sejarah baru bagi Kabupaten Sigi, utamanya bagi kawan-kawan penyandang disabilitas.
“Ini adalah kali pertama Kabupaten Sigi mengadakan peringatan HDI. Terlebih kegiatan ini sepenuhnya dikawal oleh kawan-kawan penyandang disabilitas. Peran kami hanya memfasilitasi. Perlahan tapi pasti kita wujudkan Kabupaten Sigi yang inklusi” jelas Taufik.
Melalui kolaborasi multi pihak, peringatan HDI ini menegaskan bahwa disabilitas bukanlah halangan untuk berkontribusi dan mandiri. Dengan dukungan berbagai pihak, Kabupaten Sigi diharapkan terus mengedepankan hak-hak penyandang disabilitas dan membangun komunitas inklusif yang lebih kuat.