Pada usia remaja, persentase waktu anak bergaul dengan kawan sebaya jauh lebih besar. Kegiatan berkumpul dengan kawan sebaya inilah yang mendasari proses pertukaran pengaruh, seperti penampilan, sikap, dan perilaku. Sadar akan hal ini, Yayasan Sikola Mombine bergerak mendukung adanya diskusi rutin untuk kelompok remaja terkait dengan pengembangan kapasitas remaja untuk berkomunikasi dengan tepat.

Diskusi strategi komunikasi remaja dilaksanakan pada 21 September 2021 lalu, di rumah temu Yayasan Sikola Mombine yang terletak di kelurahan Pantoloan Boya, Kec. Taweli, Kota Palu. Kegiatan diskusi ini dipaparkan oleh Fiani Rizky selaku pendidik. Pertemuan kali ini dihadiri 13 orang peserta dengan rentang usia remaja. Adanya kegiatan ini merupakan lanjutan dari diskusi sebelumnya tentang strategi komunikasi keluarga.

Dalam kegiatan diskusi ini, Fiani membagikan lembaran pre-test yang bersisi 10 soal untuk mengukur pengetahuan peserta sebelum mendapatkan materi. Selanjutnya, pemaparan materi dimulai dengan mengidentifikasi pengetahuan peserta tentang pengertian komunikasi berdasarkan apa yang mereka ketahui. Tiga peserta remaja turut antusias dalam menyampaikan pendapatnya, yang dilanjutkan oleh penjelasan terkait definisi, jenis komunikasi, serta strategi dalam berkomunikasi oleh Fiani. Pada diskusi kali ini, peserta mengungkapkan hambatan yang kerap mereka alami dalam berkomunikasi baik dengan teman sebaya maupun keluarga. Salah satu peserta mengatakan bahwa baginya berbagi cerita dengan sahabat terasa jauh lebih nyaman dibandingkan dengan orang tuanya. Hal ini didasari atas rasa yang dialami peserta ketika mencoba berkomunikasi kepada orangtuanya seperti rasa tidak didengar. Melalui hal ini, pendidik mengajak peserta untuk mendiskusikan cara yang tepat untuk meminimalisir hambatan dalam berkomunikasi, terutama berkomunikasi kepada orangtua.

Fiani mengajak peserta untuk bermain game “tebak gaya” sebagai cara untuk memperdalam pemahaman terkait topik yang didiskusikan. Peserta dibagi menjadi 2 kelompok yang akan memainkan kata yang telah disiapkan sebelumnya. Permainan ini memperlihatkan rangkaian proses penyampaian informasi yang bisa saja mengalami hambatan seperti terjadi kesalahan dalam penafsiran oleh penerima informasi.

Setelah semua rangkaian diskusi dilakukan, Fiani memberikan lembaran soal post-test untuk mengukur pengetahuan peserta setelah menerima materi. Hasil post tes menunjukkan bahwa peserta sudah dapat memahami penjabaran materi strategi komunikasi, baik di lingkup pertemanan maupun keluarga. Diskusi kali ini berlangsung dengan efektif, aktif, dan penuh antusiasme.

Salah satu orang tua peserta menambahkan pernyataan “Saya sangat senang dengan adanya pertemuan seperti ini untuk anak-anak remaja. Mengingat semenjak pandemi dan sekolah tidak tatap muka, anakku lebih banyak dirumah dan waktunya banyak dipakai untuk main game online di hp. Kegiatan ini membuat mereka jadi memiliki aktifitas di luar rumah yang juga bermanfaat untuk menambah pengetahuan.”

Komunikasi secara terbuka antara anak, teman sebaya, dan orang tua merupakan faktor penting dalam kehidupan bermasyarakat. Kegiatan diskusi remaja terkait strategi komunikasi diharapkan dapat membantu kelompok remaja di Kelurahan Pantoloan Boya untuk saling menghargai dan bertanggung jawab secara sosial melalui strategi komunikasi yang baik dan tepat.

Tinggalkan Balasan