2 tahun 10 bulan sudah sebagian besar masyarakat penyintas bencana alam Sulawesi Tengah masih menetap di Hunian Sementara, sebagian besar lainnya menunggu kepastian tempat tinggal serta Hunian Tetap yang dibangun oleh pemerintah daerah.
Banyak upaya yang juga telah dilakukan oleh lembaga non pemerintah, swasta dan pemerintah daerah dalam rangka memulihkan roda perekonomian masyarakat yang lumpuh pascabencana alam.
Hal itu pula yang dilakukan oleh Yayasan Sikola Mombine melalui Dukungan Save The Children dan Swiss Solidarity untuk memastikan bahwa program pemulihan ekonomi masyarakat dilakukan secara berkelanjutan melalui pendampingan dari hulu ke hilir, berbasis masyarakat dan inisiatif lokal menuju kemandirian ekonomi masyarakat khususnya masyarakat penyintas yang masih mendiami Hunian Sementara di Kota Palu, Sigi dan Donggala.
Sebagian masyarakat yang tinggal di luar huntara yang menjadi korban kekerasan berbasis gender dengan beragam indikator kelompok rentan dan inklusi seperti perempuan kepala keluarga, lansia, ibu hamil, ibu menyusui dan disabilitas yang kesemuanya pernah dan sedang menjalankan usaha kecil dan menengah.
Program yang diselenggarakan oleh Yayasan Sikola Mombine melalui Dukungan Save The Children dan Swiss Solidarity menyentuh kepala keluarga yang berjumlah 347 KK melalui pemberian modal usaha dengan mengadopsi Cash Voucher Assistnace (CVA) untuk melanjutkan dan memulai kegiatan usahanya sehingga harapannya dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan rumah tangga dan kemandirian ekonomi keluarga.
“Sejak Januari 2021 hingga saat ini, Yayasan Sikola Mombine melalui Dukungan Save The Children dan Swiss Solidarity secara aktif melakukan pendampingan berupa peningkatan kapasitas penerima manfaat program ‘BaNTu Hidup’ mulai dari pelatihan, mentoring hingga menghubungkan kepada mitra lokal dan rantai pasar untuk akses pasar yang lebih luas dan terbuka.
Selain pendampingan, juga secara aktif Yayasan Sikola Mombine melakukan monitoring pembelanjaan dan pengadaan bantuan kepada penerima manfaat serta mendampingi dalam proses pencatatan keuangan, merencanakan tabungan hingga strategi pemasaran dan manajemen pelanggan serta menyediakan modul sebagai panduan bagi masyarakat di komunitas untuk pengembangan usahanya kedepan,” Ungkap Nur Safitri Lasibani selaku Direktur Eksekutif pada pembukaan Posintomu Topobalu (Senin, 28 Juni 2021)
Sebagai wujud dan komitmen bersama lembaga lokal, mitra dan pemerintah daerah, maka kegiatan POSINTOMU TOPOBALU atau temu pelaku usaha ini dilaksanakan untuk menghubungkan para mitra dari lembaga keuangan yang dapat memberikan informasi mengenai akses permodalan, mengoneksikan pelaku usaha dengan pemerintah daerah dan penguatan terkait motivasi bisnis dari para ahli yang akan dilakukan selama 3 hari mulai dari 28-30 Juni mendatang, dengan tetap mempertimbangkan anjuran pemerintah daerah untuk tetap menerapkan disiplin protokol Covid-19, sehingga sebagian peserta mengikuti kegiatan ini secara daring.
Bukan hanya itu saja, kegiatan ini dimeriahkan dengan pameran produk usaha kelompok dampingan Yayasan Sikola Mombine dari Kota Palu, Sigi dan Donggala.
Semoga melalui kegiatan ini, terbangun kerjasama antar lembaga dan pemerintah daerah untuk memastikan keberlanjutan pendampingan kelompok usaha kecil menengah dan akses pasar yang lebih luas dan terbuka bagi masyarakat di Kota Palu, Sigi dan Donggala.
Program Manager Save The Children yakni Mahyuddin menyampaikan ungkapan yang sama bahwa Save The Children tidak selamanya berada di Palu, Sigi dan Donggala, sehingga peran lembaga lokal akan sangat baik dalam memberikan dukungan terhadap percepatan pemulihan ekonomi masyarakat apalagi lembaga lokal paling memahami bagaimana konteks dan situasi di PASIGALA.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Sulawesi Tengah yakni Dr. Rudi Dewanta yang membuka kegiatan POSINTOMU TOPOBALU yang mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan Temu Pelaku Usaha sebagai bagian dalam mendukung proses percepatan pemulihan ekonomi masyarakat khususnya yang saat ini masih tinggal di HUNTARA.
Rudi mengharapkan peran dan kerjasama seluruh pihak dalam upaya memaksimalkan proses pendampingan ekonomi masyarakat dengan konsep dari hulu ke hilir, yakni beliau menitikberatkan pada akses pemasaran bagi masyarakat dan kelompok usaha kecil menengah.