Penulis: Sri Sutartina

Perempuan dalam konstruksi patriaki dianggap sebagai manusia yang tidak memiliki kontribusi atas kelayakan hidup manusia, apalagi ketika perempuan harus berhadapan dengan fenomena publik yang dianggap masih menyalahi aturan, akan tetapi perkembangan zaman terus membuktikan bahwa perempuan berkontribusi atas situasi darurat yang melanda kehidupan manusia, ketika bencana alam melanda baik itu Gempa bumi, longsor atau apapun perempuan menjadi garda terdepan dalam pemenuhan pangan disituasi darurati. Pendemik covid-19 yang melanda dunia juga membuat kegelisahan serta gerakan solidaritas secara nyata yang digalang oleh para perempuan-perempuan inspiratif. Kepedulian perempuan terlihat ketika mereka memainkan peran aktif dalam menjaga keluarga seperti dalam pemenuhan kebutuhan sehari – hari dengan mempertimbangkan risiko-risiko kemungkinan yang akan mereka alami.

Dokumentasi: SM

Hal ini bisa di lihat dari aktivitas selama pandemi dimana perempuan menjadi tulang punggung keluarga ketika suami harus kehilangan pekerjaan segala upaya mereka lakukan untuk memastikan kebutuhan keluarga tetap terpenuhi. Aktivitas perempuan menjadi menarik dan harus terus di gaungkan untuk mampu mematahkan konstruksi sosial terhadap dirinya. Menarik perhatian ketika 5 (lima) fokal point yang ada di Kelurahan Duyu, sebagai perempuan penggerak di komunitas mereka tidak tinggal diam dan harus bisa mengambil bagian dalam hal memutus rantai penyebaran virus corona dengan melihat ibu – ibu di wilayah mereka masih melakukan aktivitas tanpa mempedulikan himbauan pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran virus covid – 19.

Mereka turut aktif menghimbau kepada komunitas khususnya anggota BBK (balai belajar kampung) yang ada di kelurahan agar mengikuti instruksi pemerintah : misalnya, menjaga jarak satu sama lain, sering mencuci tangan dan menjalankan pola hidup sehat. Kegiatan ini fokal point lakukan karena adanya kepedulian mereka terhadap sesama khususnya perempuan yang tanpa istrahat selalu bekerja setiap hari apalagi dalam urusan domestik.

Tidak sampai disitu fokal point terus menghimbau untuk mencegah penularan covid – 19 dengan cara menjaga kebersihan melalui rutin cuci tangan oleh karena itu, perempuan dampingan Sikola mombine menginisiasi pembagian sabun cuci tangan kepada masyarakat kelurahan Duyu khususnya di 4 (empat) HUNTARA yang ada dan di sekitar Samporoa Mombine Duyu secara gratis.

Kegiatan ini di lakukan secara mandiri, pembiayaan maupun penyiapan sabun cuci tangan serta pendistribusian di lakukan secara gotong royong oleh 5 ( lima) fokal point, mulai dari pencarian botol bekas sampai di pendanaan. Di mana mereka berkontribusi memakai uang tabungan kelompok untuk membeli bahan. Ini semua mereka lakukan karena salah satu langkah yang paling efektif adalah membagikan sabun cuci tangan.

Tinggalkan Balasan