Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) bekerja sama dengan Yayasan Sikola Mombine mengadakan Roadshow nonton bareng Film Dokumenter “Di Balik Satu Batang”. Kegiatan ini berlangsung di Aula Rektor Universitas Muhammadiyah Palu pada Kamis (19/1/2023).
Roadshow ini dihadiri narasumber dari berbagai instansi diantaranya Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulteng, BPJS Kesehatan Provinsi Sulteng, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Pantoloan Sulteng, Wakil Rektor 1 Universitas Muhammadiyah, dan Dewan Perwakilan Remaja )DPR Sulteng.
Film dokumenter di Balik Satu Batang ini menceritakan tentang dua orang pemuda yang menampilkan potret realita buruh dan petani tembakau dalam ekosistem bisnis rokok di Indonesia. Dalam film tersebut juga dijelaskan bahwa upah para pekerja tembakau hanya mencapai Rp 17 ribu untuk seribu batang. Selain itu para buruh yang sudah bekerja belasan tahun namun tetap tidak memiliki jenjang karir yang jelas.
Dalam kegiata ini berbagai narasumber menyampaikan pendapatnya mengenai masalah rokok hingga dampaknya bagi orang lain baik dari segi pertanian, Remaja, Bea Cukai, dan juga kesehatan.
Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Tengah Muhammad Adam, misalnya menyebutkan rokok menjadi kontribusi terbesar dampak kemiskinan di Indonesia.
“Banyak petani yang kesulitan dalam menjual tembakau, bahkan ada petani yang meminjam modal tapi akhirnya tidak bisa kembalikan modal hingga petani menjual tanahnya,” katanya.
Reza Anugerah, Dewan Perwakilan Remaja Kota Palu sekaligus staff Yayasan Sikola Mombine yang memandu kegiatan ini mengatakan Indonesia menjadi salah satu negara dengan prevalensi merokok tertinggi di dunia. Hal ini menjadi ancaman serius bagi masa depan bangsa.
Menurut Reza remaja sebagai harapan bangsa masih belum memahami bahaya rokok sehingga masih mencoba rokok.
“Rokok ini menjadi ancaman besar bagi kita. Salah satu yang harus kita cegah adalah bagaimana mengatasi masalah konsumsi rokok pada remaja,” ungkapnya.
Selain dihadiri berbagai narasumber kegiatan ini juga menghadirkan puluhan peserta dari kalangan mahasiswa. Sebagian dari mereka mengungkapkan serunya menyaksikan film dokumenter ini selain manfaat dari sisi entertainment yang diperolehnya mereka juga mendapatkan pemahaman baru mengenai kondisi petani tembakau di Indonesia.