![](https://yayasansikolamombine.org/wp-content/uploads/2023/11/Konferensi-day-1-721-of-1050-1024x684.jpg)
Direktur Pendidikan dan Pemberdayaan Sikola Mombine, Wulan Trisya Lembonunu, menyebut perempuan dan anak muda perlu di dorong untuk terlibat dalam pengelolaan hutan. Hal ini disampaikan Wulan dalam kegiatan Konferensi dan Kongres Perempuan dan Generasi Muda Penjaga Hutan pada 7-10 Nopember 2023 di Surabaya.
Menurut Wulan, Perempuan dan anak muda, terutama mereka yang tinggal di desa masih mengantungkan hidup kepada hasil hutan. Misalnya kebutuhan mereka untuk mencari kayu bakar atau sumber air bersih. Namun dikalangan masyarakat masih terdapat stigma bahwa hutan merupakan ladang produksi laki-laki, perempuan dianggap tidak mampu memanfaatkan dan mengelola hutan. Sementara bagi anak mudanya, mereka tidak tertarik untuk mengelola hutan karena dianggap tidak memberikan nilai ekonomi.
“Ini menjadi tantangan kami diawal program, tidak ada anak muda yang ikut pertemuan. Setelah di assessment ternyata bagi anak muda berkegiatan di perhutanan sosial tidak seksi, karena tidak ada jaminan finansial, tidak ada akses belajar soal hutan dan lahan, serta kurangnya dukungan keluarga untuk membangun kampungnya. Keluarga lebih menganjurkan anak mereka bekerja dikota usai kuliah ketimbang pulang mengelola hutan desa.”
Ujar Wulan
Tantangan ini dijawab Sikola Mombine dengan menghadirkan Program Balai Belajar Kampung yang secara spesifik mengajarkan perempuan dan anak muda memanfaatkan lingkungan dan perhutanan untuk peningkatan ekonomi. Melalui program ini kepemimpinan perempuan dan pengorganisasian anak muda ditumbuhkan serta difokuskan pada isu perhutanan sosial dan kewirausahaan sosial.
Kolaborasi perempuan dan anak muda dalam perhutanan dan kewirausahaan sosial ini di implementasikan di Ampana, Poso dan Donggala.
“Di Poso, Ibu-ibu melakukan usaha produksi hasil hutan, sementara anak muda dilatih untuk mengelola pemasaran, penggunaan media sosial, desain promosi, dll. Di Ampanan kolaborasi perempuan dan anak muda dilakukan dalam mengelola KUPS Ekowisata Air Terjun di Sansarino Tojo Una-una. Mereka bekerjasama dengan pihak desa dan dinas pariwisata kabupaten Touna. Selain mendesain konsep, mereka juga sudah mampu mengadvokasi anggaran pada pemerintah setempat serta memanfaatkan media sosial untuk promosi ekowisata mereka.”
Ucap Wulan
Menurut Wulan, dengan upaya baik ini patut menjadi contoh bagi perempuan dan anak muda lainnya di Indonesia. Pemberdayaan ekonomi perempuan dan anak muda melalui pengelolaan hutan dapat memiliki dampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan melibatkan mereka dalam kegiatan ekowisata, pertanian berbasis hutan, dan produksi produk hutan non-kayu, dapat diciptakan sumber penghasilan yang berkelanjutan dan meningkatkan taraf hidup.
Yayasan Sikola Mombine hadir dalam kegiatan Konferensi dan Kongres Perempuan dan Generasi Muda Penjaga Hutan yang diselenggarakan oleh The Asia Foundation. Dalam kegiatan tersebut, dihari oleh ratusan peserta dari berbagai daerah di 14 provinsi di Indonesia. Mulai dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Bengkulu, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatra Barat, Riau, Papua, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Selatan, Sulawesi Tengah, dan Jawa Tengah.
[End]
Penulis: Satrio Amrullah | Editor: Satrio Amrullah