Yayasan Sikola Mombine sejak berdiri tahun 2015, tidak hanya bergerak pada sektor perempuan. Namun, juga melakukan edukasi pada anak muda yang dikenal dengan nama Penggerak Muda Gerakan Anak Muda Touna. Gerakan ini diharapkan menjadi leader dalam pembangunan Sulawesi Tengah. Melalui program Perhutanan Sosial Perempuan dan Generasi Muda (PSPGM) yang dimotori oleh Yayasan Sikola Mombine, The Asia Foundation (TFA).
Gerakan ini juga didukung oleh beberapa mitra lokal seperti Karang Taruna Samba’a Raya dan Rubalang (Rumah Bahari Gemilang) sejak 28 Agustus sudah menyusun projek kewirausahaan yang berbasis lokal, dengan menggunakan metode Bisnis Model Canvas (BMC). Anak-anak muda itu belajar bagaimana mengelola bisnis lokal maupun bisnis hasil produksi ibu-ibu Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS).
Selain itu, anak muda Touna juga diajarkan bagaimana menjaga kearifan lokal, menjaga lingkungan, kesadaran Gender dan diberikan pemahaman tentang fungsi hutan desa. Tofan, Direktur Rubalang, yang turun langsung memberikan pemahaman tentang lingkungan kepada anak muda Sansarino, menguatkan peran mereka sebagai pemuda desa, bagaimana menjadi aktor utama menjaga bumi, menjaga masa depan.
“Kalo bukan kita siapa lagi yang akan melestarikan bumi, kalo bukan pemuda dan pemudi desa Sansarino yang menjaga kelestarian lingkungan, menjaga desa siapa lagi,” ujarnya penuh semangat, baru-baru ini di desa Sansarino.
Dia juga mengajak anak muda setempat untuk berpartisipasi mendorong usaha lokal desa Sansarino bekerja sama dengan salah satu KUPS di Dusun Kajuwou. Merancang desain penjualan, desain produk serta menbantu melakukan promosi ke media-media sosial.Sementara itu, Ketua Lembaga Desa Pengelolah Hutan (LDPH), desa Sansarino, Joni R. Pobata, menyambut baik kegiatan anak muda tersebut, yang telah banyak membantu program-program desa dan juga LDPH. Dia berharap, kedepan anak muda dapat terlibat dalam mengelola hutan desa.
Hal senada juga disampaikan oleh Ambar Subekti, yang hadir memberikan pemahanan tentang pengelolaan hutan desa dan konsep perhutanan Sosial, serta peran pemuda dalam pengeloaan hutan.
“Berbicara tentang hutan, maka kita berbicara tentang kehidupan, hutan desa Sansarino menjadi penting untuk dilestarikan karena hutan desa Sansarino merupakan paru-paru kota Ampana, sehinga penting kita menjaga dan melestarikan, dan anak muda adalah adalah aktor yang penting dalam pelestariannya,”harapnya.
Rara, CSO pendamping program PSPGM berharap, semangat anak muda sebagai penggerak di desa dapat menggerakkan anak muda di desa-desa tetangga lainnya. Melalui program PSPGM, semangat anak muda tetap berkelanjutan, terus menerus menjaga dan melestarikan hutan dan desa.
Sumber: Wartakiat