Yayasan Sikola Mombine melatih 25 perempuan penggerak vocal point dari lima wilayah; Dampal, Banawa, Pantoloan Boya, Panau dan Duyu. Kegiatan yang mengusung tema “Pelatihan Pengorganisasian Komunitas Untuk Perlindungan Terhadap Perempuan dan Mengorganisir Kerja Penanggulangan Bencana dan Pengurangan Resiko Bencana” ini dilakukan pada 25-26 Mei 2019 di Zamrud Resort Palu.
Pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari upaya emergency response yang dilakukan Sikola Mombine pascabencana. Bersama YAPPIKA-Action Aid, Sikola Mombine telah melakukan berbagai upaya penanganan bencana sejak masa tanggap darurat, masa transisi hingga memasuki masa rehabilitasi dan rekonstruksi. Melalui aktivitas balai belajar perempuan, Sikola Mombine telah mengindentifikasi 25 perempuan penggerak komunitas yang aktif mengorganisir kegiatan dan gerakan perempuan di wilayahnya.
Meski demikian, para perempuan penggerak komunitas ini belum seluruhnya memiliki pengetahuan dan kemampuan yang mumpuni dalam megorganisir kerja-kerja PB dan PRB di wilayahnya masing-masing. Padahal pada tahapan pemulihan ini terdapat banyak isu-isu penting yang masih menjadi PR, seperti sebagian masyarakat belum bersedia menempati hunian sementara (huntara) karena lokasi jauh dari tempat tinggal semula, keterbatasan pasokan listrik dan air bersih, serta kendala status tanah pada rencana pembangunan hunian tetap (huntap) di lahan relokasi, dll. Karena itu pelatihan ini dimaksudkan agar para perempuan penggerak ini memperoleh pengetahuan dan kemampuan dalam mengorganisir kerja PB dan PRB di wilayahnya.
Salah satu peserta pelatihan, ibu Yuliarni, mengungkapkan bahwa dirinya memperoleh banyak manfaat dari kegiatan pelatihan ini
“Terima kasih Sikola Mombine karena dengan mengikuti kegiatan ini saya jadi banyak tahu, bisa berbicara didepan umum, jadi kenal banyak teman baru” .
Ungkap Ibu Yuliarni
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini mengajarkan beberapa materi, diantaranya: pengenalan program ERR SM-YAPPIKA Action Aid, pengenalan lembaga dan gerakan Sikola Mombine, pengenalan diri sebagai pemimpin komunitas, pengenalan lingkungan sosial dan situasi pascabencana, manajemen pengorganisasian dalam kerja PB dan PRB, problem solving dan conflict management, strategi pendampingan CO dan vocal point terkait program SM-YAPPIKA Action Aid fase II dan ditutup penyusunan rencana tindak lanjut masing-masing kelompok.