Senin (3/12/2018), Sikola Mombine (SM) menurunkan tim assessment ke lima wilayah terdampak bencana untuk mendata kondisi livelihood dan situasi perempuan pasca bencana yang terjadi di kota Palu, Sigi dan Donggala. Tim assessment yang berjumlah 4 orang supervisor dan 7 orang enumerator tersebut akan bertugas di lima wilayah yakni di kelurahan Panau dan kelurahan Pantoloan di Tawaeli, kelurahan Kabonena di Palu Barat, kelurahan Gunung Bale di Donggala Kota dan desa Dampal di kabupaten Donggala.
Sebelum di turunkan tim assessment tersebut menjalani pelatihan di kantor SM (1/12/2018). Pelatihan ini dilakukan sebagai bekal bagi supervisor maupun enumerator dalam melakukan pengisian dan pendataan di lapangan.
Gunawan selaku project leader menerangkan assessment ini bertujuan untuk melihat kondisi kehidupan perempuan dan kelompok rentan pasca terjadinya bencana khususnya melihat bagaimana bencana ini berdampak pada livelihood mereka.
“Output assessment ini ialah untuk mendapatkan gambaran soal dampak bencana terhadap kondisi livelihood kelompok perempuan dan kelompok rentan di seputaran Palu, Sigi dan Donggala. Sehingga hasil ini nantinya bisa memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan stakeholder terkait untuk melakukan upaya pemulihan dan rehabilitasi. Selain itu data ini dapat menjadi dasar SM untuk melakukan advokasi mendorong upaya peningkatan kualitas livelihood kelompok perempuan dan rentan serta mendorong partisipasi kepemimpinan perempuan dalam setiap proses rehabilitasi sosial.” ucap Gunawan.
Selain melakukan pendataan terhadap masyarakat korban bencana, tim assessment ini juga ditugaskan untuk menggali informasi kehidupan kelompok belajar dari alumni Balai Belajar Kampung Sikolah Mombine yang tersebar di 8 titik di kota Palu, kabupaten Sigi dan Donggala. Data ini dapat menjadi gambaran komprehensif mengenai situasi para alumni balai belajar pasca bencana serta mendorong mereka untuk terlibat dalam proses proses pemulihan sebagai perempuan focal point.
Kegiatan assessment ini ditargetkan akan selesai selama 10 hari kerja. Hingga hari ke-5 pasca diturunkan, tim assessment berhasil menghimpun 450 kusioner dari target 1750 kuisioner.