Dalam era digital yang terus berkembang, akses terhadap teknologi dan keterampilan digital menjadi semakin penting, terutama dalam mendorong inklusi dan pemberdayaan kelompok-kelompok rentan. Menjawab tantangan ini, Yayasan Sikola Mombine mengadakan pelatihan pemasaran digital yang dikhususkan bagi penyandang Disabilitas Tuli di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Pelatihan yang digelar pada Selasa (14/10/2024) ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kapasitas peserta dalam memanfaatkan teknologi untuk mendukung aktivitas ekonomi mereka.
Kolaborasi antara Yayasan Sikola Mombine dan sejumlah mitra seperti Kopernik, Sasakawa Peace Foundation, serta Inkubator Bisnis Pemerintah Kota Palu, mencerminkan komitmen bersama dalam memberikan kesempatan yang setara bagi penyandang disabilitas agar dapat mengembangkan diri dan berpartisipasi aktif dalam perekonomian. Program ini menjadi salah satu bentuk nyata dari inklusi sosial yang mendorong kesetaraan di bidang teknologi dan usaha.
Pelatihan ini menargetkan 11 peserta yang seluruhnya merupakan Disabilitas Tuli. Melalui pendekatan yang interaktif dan relevan dengan kebutuhan pasar saat ini, peserta diajak untuk mengenal dan menguasai berbagai platform pemasaran digital seperti WhatsApp Business dan Facebook Marketplace. Dengan dukungan penerjemah bahasa isyarat yang profesional, materi pelatihan dapat diserap dengan baik oleh para peserta, memberikan mereka keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan usaha mereka.
Taufik Hidayat, perwakilan dari Yayasan Sikola Mombine, menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dalam pemberdayaan komunitas disabilitas. “Kami ingin para peserta tidak hanya menguasai teknologi, tetapi juga percaya diri untuk bersaing di dunia usaha. Digitalisasi membuka peluang besar, dan kami ingin memastikan mereka siap untuk memanfaatkannya,” ujarnya.
Mr. Toshi, CEO Kopernik, yang juga hadir dalam acara tersebut, memberikan apresiasi terhadap semangat kolaboratif dari para pihak yang terlibat. Menurutnya, pelatihan ini tidak hanya membekali peserta dengan keterampilan teknis, tetapi juga memberikan mereka kepercayaan diri untuk bersaing di pasar yang semakin kompetitif. Toshi menambahkan, pentingnya evaluasi modul pelatihan guna memastikan efektivitas dan relevansi program ini untuk kelompok disabilitas.
Semangat dan antusiasme para peserta Disabilitas Tuli dalam mengikuti pelatihan ini menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi kemampuan untuk belajar, berkembang, dan mandiri secara ekonomi. Melalui pelatihan ini, Sikola Mombine bersama para mitranya berusaha membuka jalan yang lebih luas bagi penyandang disabilitas untuk mengakses pengetahuan dan keterampilan yang relevan di era digital.
Inisiatif ini merupakan contoh nyata bagaimana kolaborasi antara organisasi non-pemerintah dan pemerintah mampu menciptakan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat. Sudah saatnya kita semua berperan aktif dalam mendukung penyandang disabilitas, dengan memberikan mereka akses dan kesempatan yang setara untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia.
[End]
Penulis: Satrio Amrullah | Editor: Satrio Amrullah