Yayasan Sikola Mombine dengan dukungan The Asia Foundation gelar Temu regional perempuan dan generasi muda (PGM) perhutanan sosial di Sulawesi Tengah. Kegiatan ini dibuka oleh Gubernur Sulteng yang diwakili Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Wahid Irawan, Senin (04/09/2023).
Pada kesempatan itu hadir Ketua Yayasan Sikola Mombine Mutmainah Korona, perwakilan The Asia Foundation Ari Kabare, Direktur Eksekutif Yayasan Sikola Mombine Nursafitri Lasibani, para penulis buku (women champion), dan aktivis perempuan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) dari Kabupaten Donggala, Tojo Unauna (Touna), dan Kabupaten Poso.
Kegiatan temu regional di isi beragam kegiatan. Mulai dari launching buku berjudul “Kisah Perempuan Pengelola Perhutanan Sosial Sulawesi Tengah; Mengabdikan Perjuangan, Menggapai Kesetaraan”, penandatanganan MoU antara LPHD dan pelaku usaha KUPS, dialog kebijakan untuk mendiskusikan dukungan kebijakan lintas OPD memperkuat perhutsos, talkshow inspiratif yang membagikan pengalaman kelompok PGM memperebutkan peluang Perhutsos, hingga coaching Clinic dari pakar kepada peserta kegiatan.
Gubernur Sulteng yang diwakili Sekertaris DLH mengapresiasi temu regional yang digagas oleh Sikola Mombine dan The Asia Fondation.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, saya berterima kasih dan mengapresiasi kegiatan temu regional yang diselenggarakan oleh Sikola Mombine bersama mitra terkait, sebagai wahana untuk berdiskusi dan membedah isu-isu strategis mengenai peran perempuan dan generasi muda dalam perhutanan sosial, “
kata Gubernur Sulteng, yang dibacakan Sekretaris DLH Sulteng, Wahid Irawan.
Dalam pandangan Gubernur, perhutanan sosial adalah salah satu program prioritas nasional yang harus didukung dengan kolaborasi dan sinergitas, karena program ini bermanfaat dalam kaitan peningkatan kesejahteraan masyarakat, pelestarian hutan serta mendukung mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Sejalan dengan itu, semoga temu regional ini dapat digunakan sebagai forum konsultatif untuk memikirkan upaya-upaya seperti apakah agar peran perempuan dan generasi muda dalam perhutanan sosial dapat lebih ditingkatkan lagi.
“Sehingga aspirasi perempuan dan generasi muda dapat ikut menentukan dalam proses pengambilan kebijakan perhutanan sosial ataupun dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan dan monitoring program perhutanan sosial di Sulawesi Tengah, “
tandas Gubernur.
Menariknya, di acara talkshow semua penulis buku perempuan inspiratif ini memberikan testimoninya. Salah satunya adalah Velin dari Desa Rano Kecamatan Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawsi Tengah.
Meski disabilitas, tetapi dirinya pantang menyerah untuk maju dan menjadi seorang yang berguna di tengah masyarakat. Keterbatasan ekonomi, tidak membuat Velin berdiam diri. Dia terus berjuang hingga mengenal dan mengikuti program Sikola Mombine, dan pernah belajar di Makassar.
Velin dari Rano, berusaha keras meski memiliki keterbatasan fisik. ” Saya selalu berusaha semampu saya. Saya juga bisa, untuk berusaha. Dengan modal semangat bisa berusaha. Yaitu, Usaha KUPS Desa Rano Kabupaten Donggala. Bidang usaha minyak kelapa.
Bukan hanya Velin tetapi adapula ibu Rita Safitri, Damaris, Yunita Rizkhita, Wisna Douw, Mugni Budi, Novianti, dan Irmawati Sahi. Mereka mengungkapkan perjuangannya sebagai seorang perempuan di acara talkshow inspiratif yang dipandu moderator Lili Nur Indah Sari.
[End]
Penulis: Satrio Amrullah | Editor: Satrio Amrullah