Empat women champion Sikola Mombine hadir dalam acara Temu Nasional Perempuan dan Generasi Muda Perhutanan Sosial yang merupakan bagian dari peringatan Internasional Women Days (IWD) di Jakarta. Kegiatan yang mengusung tema ‘Memperkuat Akses dan Partisipasi untuk Mewujudkan Kesejahteraan dan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan di Indonesia” ini diselenggarakan pada 14-16 Maret 2023 oleh Pupuk Surabaya melalui dukungan The Asia Foundation dan Ford Fondation.
Kegiatan Temu Nasional ini adalah kegiatan reguler yang diselenggarakan sejak 2017 yang merupakan bentuk apresiasi sekaligus memperkuat akses dan partisipasi perempuan dan generasi muda dalam Perhutanan Sosial di Indonesia. Agenda ini menjadi wadah untuk saling berdiskusi dan merefleksikan proses yang sudah dilalui baik sebelum maupun setelah memperoleh izin pemanfaatan/hak pengelolaan Perhutanan Sosial.
Total jumlah peserta kegiatan ini mencapai 100 orang, yang kesemuanya merupakan women champion dari berbagai provinsi di Indonesia antara lain: Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua Barat.
Adapun Provinsi Sulawesi Tengah diawakili oleh empat orang women champion Sikola Mombine yaitu Ibu Yokmin Bulela dari desa Malitu kabupaten Poso, ibu Kuri dari desa Rano kabupaten Donggala dan ibu Nursia R. Potuda dari desa Sansarino kabupaten Tojo Una-una dan ibu Irmawati Sahi selaku kepala bidang DPPPA Provinsi Sulawesi Tengah. Mereka adalah perempuan pejuang ditingkat tapak yang mendorong hadirnya perhutanan sosial dengan skema hutan desa di daerah mereka masing-masing.
Fira Tiyasning Tri Utari, Program Manager PSPGM yang ikut mendampingi kegiatan tersebut menyampaikan bahwa agenda ini juga menjadi strategis karena peserta diajak beraudiensi bersama beberapa kementrian antara lain: Kementerian Koordinasi Kementerian Kemaritiman dan Investasi RI, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Kementerian Dalam Negeri RI, Kementerian Desa dan PDTT RI, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Kementerian Koperasi dan UKM RI, Badan Restorasi Gambut dan Magrove (BRGM) RI, perbankan, mitra CSO, dan mitra pembangunan di Indonesia.
“Perempuan diakar rumput perlu diajak berdiskusi langsung dengan para pembuat kebijakan agar bisa merefleksikan bagaimana implementasi kebijakan di daerah khususnya unutk perempuan dan generasi.”
Selain diskusi dan audiensi, pada kegiatan ini juga terdapat pameran produk hasil hutan non kayu yang dibawa oleh para peserta. Beberapa produk yang dihadirkan dalam kegiatan ini oleh peserta asal Sulteng ialah minyak kelapa kampung, minyak cengkeh, gula aren dan madu hutan. Tidak hanya itu, pada kegiatan ini juga terdapat kelas coaching clinic dari para expert yang membawakan materi mengenai cara meningkatkan kualitas produk serta meluaskan pemasaran dari produk mereka.
Salah seorang women champion Sikola Mombine, ibu Yokmin Bulela, merasa sangat bersyukur dapat hadir dalam kegiatan ini, menurutnya ini merupakan pengalaman pertama bertemu perempuan-perempuan lain se-Indonesia yang memperjuangkan hal serupa.
“Saya sangat bersyukur bisa terlibat diacara ini karena ini kali pertama saya ke Jakarta dan bertemu 100 perempuan hebat di Indonesia untuk berbagi pengalaman khususnya dalam pengelolaan hasil hutan desa. Semoga pengalaman yang diperoleh selama kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas perempuan di desa.” Tutupnya.
[End]
Penulis: Satrio Amrullah | Editor: Satrio Amrullah