Yayasan Sikola Mombine dengan dukungan The Asia Foundation menyelenggarakan Pelatihan Pemetaan Partisipatif Berbasis Google Teknologi Bagi Perempuan dan Generasi Muda. Pelatihan ini dilaksanakan di hotel Ancyra Poso pada tanggal 4-7 Maret 2023. Peserta kegiatan ini berasal dari desa Rano Kabupaten Donggala, Desa Malitu Kabupaten Poso, dan Desa Sansarino Kabupaten Touna. Peserta terdiri dari Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) dan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) dari masing-masing desa. Totalnya berjumlah 26 orang dimana 80% peserta adalah perempuan dan generasi muda.

Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh perwakilan The Asia Foundation, Margaretha, serta di fasilitasi oleh para expertise berpengalaman dari the Asia Foundation dan Yayasan Panorama Alam Lestari (YPAL).

Dalam sambutannya Margareta menyampaikan bahwa kegiatan ini dibuat khusus untuk kelompok muda dan perempan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan kemampuan menyusun pemetaan partisipatif.

“Program Perhutan sosial bagi perempuan dan generasi muda ini di support oleh program Google Impact Challenge to Women and Girls untuk mendukung proses peningkatan kapasitas bagi perempuan dan generasi muda, kelopok perhutanan sosial atau kelompok usaha perhutanan sosial serta pendamping. Tidak lain agar peserta memahami cara membuat pemetaan partisipatif menggunakan teknlogi google, GIS, dan teknologi open source lainnya, sehingga dapat memperkuat proses perencanaan pengelolan wilayah Perhutanan Sosial, termasuk juga menyiapkan dokumen usulan izin PS.” Ucap Margareta

Masih Menurut Margareta, kegiatan ini dilaksanakan secara serempak di empat Provinsi di Indonesia yakni Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Bengkulu, dan Kalimantan Barat.

Ketua KPH Sintuwu Maroso, Lukman, yang juga memberikan sambutan mengungkapkan kebahagiaannya dan kesanggupannya dalam mendukung berjalannya kegiatan ini dengan baik.

“Sebagai tuan rumah penyelenggara di Sulawesi Tengah, kami berterima kasih atas upaya yang telah dilakukan temen-teman NGO dalam rangka membantu kerja-kerja KPH yang ada. KPH Sintuvu Maroso siap mendukung kegiatan ini dan siap berkolaborasi dan menyiapkan ruang dan lahan pemetaan yang diperlukan selama kegiatan pelatihan ini berlangsung.” Ucap Lukman

Pelatihan pemetaan partisipatif ini seyogyanya dilaksanakan selama 4 hari, dengan pembagian 3 hari diselenggarakan di dalam ruangan dan 1 hari dilaksanakan dilapangan. Selama sesi indoor peserta dilatih hal-hal dasar mengenai pemetaan, prinsip penyusunan pemetaan partisipastif, pemanfaatan dan penggunaan GPS, Avenza Maps, dan aplikasi lainnya. Sedangkan pada sesi outodoor nanti peserta akan berkunjung dan mempraktekkan langsung pembuatan peta di hutan pinus Tentena.

Direktur Pendidikan dan Pemberdayaan, Wulan Trisya Lembonunu, menyebut bahwa hasil akhir yang diharapkan dari pelatihan ini nantinya peserta yang mayoritas adalah perempuan ini akan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun peta hutan desa. Sehingga ketika kembali ke desa masing-masing mereka dapat membuat perencaan wilayah kelola hutan desa dengan tidak lupa menerapkan prinsip partisipatif yang melibatkan seluruh kalangan.

“Pelatihan pemetaan ini sebenarnya mendorong kelompok masyarakat secara khusus perempuan untuk membangun partisipasi warga di desanya masing-masing dalam penyusunan program kerja khususnya pada wilayah perhutanan sosial. Jadi semua pihak yang mengambil alih kelola hutan akan dilibatkan dan perempuan didorong mengambil inisasi tersebut. Saat ini masih banyak anggapan masyarakat bahwa masuk hutan bukan urusan perempuan, padahal sebenarnya perempuan dapat menjadi aktor utama dalam menjaga hutan.” Tutup Wulan.

[End]

Penulis: Satrio Amrullah | Editor: Satrio Amrullah

Tinggalkan Balasan